Minggu, 26 Desember 2010

Cara Hewan Berjalan di Atas Air



Lebih dari 1.200 spesies hewan berevolusi memiliki kemampuan untuk berjalan di atas air. Tak hanya hewan kecil seperti serangga dan laba-laba beberapa reptil, burung dan bahkan mamalia juga mengembangkan bakat ini.

Meskipun ada banyak teknik untuk berjalan di atas air, namun dikategorikan dalam dua menepuk dan meluncur, menurut paper tahun 2006 dari jurnal Tahunan Review of Fluid Mechanics.


Hewan-hewan kecil masuk dalam ketegori meluncur. Serangga, seperti laba-laba air, dapat meluncur atau lari cepat di permukaan air. Makhluk ini cukup kecil dan beratnya dapat didukung hampir seluruhnya oleh tegangan permukaan, yang merupakan kekuatan relatif lemah perekatan molekul air secara bersama-sama.


Untuk hewan-hewan ini, meluncur di air sama dengan bagaimana manusia bisa terangkat di trampolin, menurut John Bush, seorang matematikawan di Institut Teknologi Massachusetts yang mengkhususkan diri dalam dinamika fluida.


Ketika berjalan di air serangga atau laba-laba menekan air, kakinya bengkok dan merusak permukaan, tetapi tidak sampai menerobos. Permukaan kemudian memantul kembali, mendorong ke atas.


Tegangan permukaan membuat tenaga seperti itu mungkin terjadi. Molekul air itu melekat molekul air lain di sekitarnya, ke segala penjuru.


Namun kaki kedap air juga diperlukan. Hewan ini memiliki lapisan mikroskopis rambut padat di kaki mereka, yang dapat dilapisi dengan lilin yang menolak air. Atau rambut perangkap dari bantal udara di sekitar kaki mereka.


“Tanpa adaptasi ini, air akan merendam kaki seperti tenggelam melalui trampoline,” kata Bush.


Bagi hewan yang lebih besar, bisa berjalan di atas air dengan menepuk. Kekuatan tegangan permukaan terlalu lemah untuk mendukung berat tubuh yang lebih besar.


Kadal basilisk, burung air termasuk Western Grebe bahkan beberapa ekor lumba-lumba bisa berjalan di permukaan dengan kekuatan dan kecepatan yang cukup untuk menjaga tubuh mereka tidak tenggelam.


Kadal basilisk misalnya, bisa lari dengan kecepatan lebih dari lima meter per detik dengan menepuk air dengan kaki belakangnya. Itu mendorong air dari kakinya, dan menciptakan kantong udara kecil di sekitar kaki. Namun kadal harus menggerakkan kakinya cukup cepat, sehingga kantong udara tidak menutup sekitar kaki dan menyeretnya ke dalam air.


Kadal kecil dapat lebih mudah menghasilkan gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat mereka keluar dari air. Sedangkan yang lebih besar harus ancang-ancang di darat untuk mencapai momentum yang dibutuhkan, untuk mendukung berat badan dan tetap bisa bertahan.


Sebagian besar hewan hanya bisa melakukan perjalanan jarak pendek di atas air. Beberapa seperti kadal basilisk, melakukannya untuk menghindari predator di darat. Sementara yang lain seperti laba-laba nelayan untuk mencari makanan. Dan yang lain melakukannya sebagai bagian dari ritual kawin yang rumit, seperti Western Grebe.

Pemberitahuan (Notification)

Blog ini kembali difungsikan lagi
Thanks


Klik untuk memberikan suara ke blog ini

The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Isi menu tab view 2
My Popularity (by popuri.us) free counters